Friday, June 20, 2025

Minggu, 10 Mei 2009

Pelajar Indonesia Raih Emas dan Perak Dalam Project Olympiad Tahun 2009

0 komentar

Kamis (23/04), empat pelajar Indonesia tiba di tanah air usai berlaga dalam ISWEEEP (International Sustainable World Energy, Engineering, and Environment Project Olympiad) di Houston, Texas, AS, pada 15-20 April silam. Keempat pelajar tersebut berhasil meraih satu medali emas dan satu perak. Mereka adalah Dede Chyntia dan Evelyn Wibowo dari SMA Santa Laurensia, Reza Dwi Aji dan Luthfi Rais dari SMA Pribadi Depok. Kedatangan mereka di terminal 2D bandara internasional Soekarno – Hatta, Cengkareng disambut Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Dr. Sungkowo M beserta staf direktorat, media massa, keluarga, dan teman-teman sekolah mereka.

I SWEEEP 2009 diikuti oleh 60 negara, termasuk 40 diantaranya adalah negara-negara bagian di Amerika Serikat. Total penelitian yang diikuti peserta berjumlah 420 project. Delegasi Indonesia mengirimkan dua tim pada ajang ini. Mereka terpilih mewakili Indonesia setelah sebelumnya mengikuti kompetisi ISPO (Indonesian Science Project Olympiad) yang dilaksanakan pada 11 – 13 Maret lalu di Balai Kartini, Jakarta.
Dalam penelitiannya di bidang lingkungan, Dede Cintya dan Evelyn Lee memaparkan tentang penggunaan debu terbang hasil pembakaran batu bara untuk mengurangi keasaman pada air hujan/acid rain, polusi udara, dan kandungan logam berat pada limbah. Penelitiannya ini diberi judul “Reducing Acid Rain, Gas Pollutant, and Heavy Metal by Using Charcoal’s Combustion Waste”. Melalui penelitian tersebut, Dede dan Evelyn dianugerahi medali emas. Sementara Luthfi dan Reza memperoleh medali perak dari judul penelitiannya “New Device for Getting Maximum Benefit From Solar Energy”. Luthfi dan Reza mengambil penelitian bidang energi yang menjabarkan tentang bagaimana memaksimalkan energi matahari untuk digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Persiapan yang dilakukan mereka untuk penelitian ini berlangsung selama 6 bulan. Alasan memilih penelitian tersebut karena bersifat multifungsi. “Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menjemur pakaian, membantu nelayan menangkap ikan di laut, dan membantu perkembangan industri-industri kecil. Mudah-mudahan untuk ke depan, penelitian ini bisa dikembangkan lagi lebih maksimal.” Kata Reza.

“Oya, waktu tiba di bandara Houston, alat-alat kita sempat rusak. Ada satu komponen yang patah dan kabel-kabel penghubungnya putus. Kejadian ini sempat menyulitkan kita saat presentasi, karena alat yang digunakan kurang dapat bergerak dengan maksimal. Jadi, peluang kita mendapatkan emas, tipis.” Tutur Luthfi.

Dr. Sungkowo menyampaikan selamat kepada para juara usai mengalungkan medali. Menurutnya, kita patut bersyukur atas kemenangan ini dan memberikan penghargaan kepada mereka. Meskipun ajang ini tidak sepopuler olimpiade sains lainnya, tapi sudah cukup membuktikan bahwa prestasi anak-anak Indonesia semakin diperhitungkan di tingkat dunia. ”Ini adalah prestasi kedua kita di awal tahun 2009. Saya berharap akan ada prestasi-prestasi selanjutnya dalam bidang project olympiad dan di bidang olimpiade sains hingga penghujung 2009 nanti. Sehingga perolehan target medali di tingkat SMA untuk tahun ini bisa lebih banyak lagi dibandingkan tahun kemarin,” ujar Direktur Pembinaan SMA.

Selain penghargaan berupa medali, keempat pemenang juga memperoleh hadiah berupa uang tunai sebesar 1000 US dollar untuk peraih medali emas dan 750 US dollar bagi peraih perak. Khusus bagi Reza dan Luthfi juga mendapatkan beasiswa pendidikan senilai US$ 32.000 dari Fatih University. (Rinda)
Sumber: Potensi


Bookmark and Share

Klik! Baca selengkapnya ......

Sabtu, 09 Mei 2009

Biodata Anugerah Erlaut

0 komentar


Nama : Anugerah Erlaut (Laut)
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 6 September 1991
Alamat Rumah : Jalan Tanjung Raya no. 8 Blok O VII, Taman Cimanggu, Bogor
Email : dark_descension@yahoo.com
Sekolah : SMA Kharisma Bangsa/ XII IPA B
Cita – cita : jadi businessman yang berkontribusi besar terhadap kemajuan negara
Hobi : membaca hal-hal yang berbau bisnis dan keuangan, baca cerpen juga,
(terutama karya Kurnia Effendi) travelling, wisata kuliner, berenang, naik sepeda dan ngenet!
Motto Hidup : Be true to yourself!
Target Universitas : Financial Engineering, Carnegie Mellon University (masih menerawang…)
Motivasi Prestasi : Mengejar ilmu itu bagaikan langit.
Setelah melewati satu tingkatan, masih ada langit. Abis itu, masih ada langit lagi.

My Family
Ayah/Pekerjaan : Dr. Agus Somamiharja/ Karyawan
Ibu/Pekerjaan : Ir. Dwi Amelina/ Ibu rumah tangga
Jumlah Saudara : 3
Anak Ke : 1

About Me
Tokoh Idola : Salah satunya adalah Rowan Atkinson a.k.a Mr. Bean. Hehe, seperti yang kita tau,
film-filmnya mengundang tawa, tapi dia adalah salah satu aktivis damai yang menentang Irak. Dan aksinya menarik simpati dunia. Dua sisi koin yang berlawanan, dimiliki oleh satu orang. Fenomenal.
Makanan/Minuman Favorit : Mie ayam bakso pangsit tahu siomay ceqer-nya bakso Akung, chicken steak, martabak manis, martabak kubang, sate padang, ribs (terutama punya Daeng Tata!) dan banyak lagi…
Genre dan Lagu Favorit : Lagi explore lagu-lagu klasik. Favoritnya pop dan rap. Lagunya macem-macem sih, especially “Crush”nya David Archuleta dan “Hey There Delilah”-nya Plain White T’s. Oh ya, lagu-lagu Gita Gitawa dan Project Pop juga suka. Banget. (Terutama yang mello-mello)
A Word About Me : Unexpected…
Talenta : Menemukan ide-ide genius binti aneh bin ajaib!
Acara TV Favorit : Extravaganza dunk, :D
Film Favorit : The Lakehouse… very touching, :P
Musik Favorit : pop, jazz, classic, hip-hop, rap
Buku Favorit : “Kambing Jantan” by Raditya Dika
Makna Hidup : Kebahagiaan yang harus diraskan bersama orang lain

About TOBI
Kenapa Pilih Biologi : Dulu kata temen-temen bagusnya di biologi, so why not give it a shot..?
Kesan dan Pesan bergabung dengan TOBI : Seneng banget! Kakak-kakak mahasiswanya keren n lucu-lucu! Gak bosen dan gaptek deh masuk TOBI! Pengen banget TOBI berjaya terus dan melahirkan kader-kader pembangun bangsa…
Kesan pertamaka kali Ikut IBO : Tegang, seneng dan … lucu…?
Feel Dapat Medali IBO : Kaget! 5 detik kemudian, baru deh senengnya muncul. Target terakhir dapat emas IBO 2009 di Jepang

Prestasi
• Peringkat 2 Human Biology Olympiade (HBO) FK UGM, 2007
• Peringkat 1 bidang biologi Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2007 tingkat Kabupaten-Kota
• Peringkat 1 bidang biologi Olimpaide Sains Nasional (OSN) 2007 tingkat Provinsi (Jawa Tengah)
• Medali Emas bidang biologi Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2007
• Best Theory bidang biologi Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2007
• Peringkat 2 National Medical and General Biology Championship 2008, FK UI
• Semifinalis National Olimpiad of Medical Science (NOMS) 2008, FK UGM
• Medali Perak International Biology Olympiad (IBO) 2008


Sumber: Potensi




Bookmark and Share

Klik! Baca selengkapnya ......

Seleksi Asian Student Exchange dan Sunburst Youth Camp

0 komentar

Kualitas Merata

Seleksi Asian Student Exchange dan Sunburst Youth Camp(ASE dan SYC) yang berlangsung 2 – 5 Maret 2009 di Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) dibuka oleh Dr.Sungkowo M. Menurut Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, semua peserta memiliki kualitas yang merata. Siapa yang akan terpilih, nantinya akan menjadi kebanggaan bagi sekolah, keluarga dan negara. Melalui ajang ini, para siswa akan memperoleh pengalaman berharga sekaligus menambah teman dari berbagai negara.

Di sela-sela acara pembukaan ASE dan SYC Dr. Sungkowo M, menuturkan, kebudayaan Indonesia sangat spesifik. Indonesia mempunyai budaya ramah tamah, berkepribadian baik, berperilaku baik, punya nilai religius, juga memiliki kesenian yang beragam. Seni inilah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke. Banyak yang bisa diexplore dari seni. Melalui seni tercermin siswa-siswa yang cerdas, sehat, dan berkepribadian baik.

“Ternyata anak-anak yang di panggil untuk mengikuti seleksi ini memiliki kepribadian yang bagus, mereka ada yang bisa membaca Al Qur’an dengan lancar. Di samping itu do’anya juga bagus. Kadang kadang kita terkecoh dengan kasus-kasus yang memberitakan tentang mereka. Berita-berita miring itu di blow up di media massa, yang ditampilkan hanya buruknya saja. Di sini kita bisa melihat, bahwa kita memiliki anak-anak yang baik.” Ujarnya.

Pada seleksi ASE dan SYC ini, metode seleksi tidak mencari siapa yang lulus atau tidak lulus, namun tim juri hanya membuat rangking yang terbaik. Di lihat dari kemampuan akademik, para peserta memiliki kemampuan akademik yang merata, hanya mereka belum terasah saja. Pada lomba ini juga diujikan potensi akademik, psikologi, dan Bahasa Inggris. Sedangkan di potensi akademik, akan diujikan soal-soal yang mengandung kemampuan seni dan sosial. Diharapkan, siswa yang akan berangkat nanti, dapat menjadi duta yang the best, juga bisa membawa nama baik bangsa Indonesia di negara-negara Asia.

Menurut Prof. Dr. M. Noor Rochman Hadjam, ketua tim penguji dari Universitas Gajah Mada, metode seleksi tetap sama, namun materinya yang berbeda. Kriteria pemilihan siswa, masih sama dengan tahun lalu. Sedangkan ketua koordinator pelaksana juri, Wahyu Widiarso, MA, menjelaskan, teknis penjurian dibagi menjadi 3 komponen. Pertama penalaran mereka. Di situ dinilai kemampuan mereka dalam memahami masalah. Di samping itu, wawasan mereka juga dinilai. Kedua penilaian terhadap emosi peserta. Penilaian ini mencakup cara siswa dalam mengelola emosi, penyesuaian diri, adaptasi, dan motivasi belajar. Ketiga, penilaian terhadap ketrampilan. Pada penilaian ini akan dititikberatkan pada bobot yang berbeda antara penalaran, emosi dan psiko motorik. Kemampuan berbahasa Inggris hanya sekedar untuk mengecek saja, sebab kemampuan peserta pada penguasaan bahasa internasional yang satu ini sudah sangat baik.

Penambahan komponen sudah dilakukan dari tahun lalu, di antaranya interpersonal, komunikasi, dan bagaimana cara si siswa bergaul. “Kemampuan dari semua peserta merata, mereka cepat belajar dan beradaptasi. Saat psikotest dan menunjukkan kemampuan dalam berkesenian, kemampuan mereka berada di atas rata-rata. Ujian untuk mengetahui potensi akademis yang mereka miliki hanya sekedar untuk mengetahui dasar-dasarnya saja. Ujian-ujian yang diberikan juga bersifat simulasi, tujuannya untuk menguji ketahanan mereka. Dari situ bisa diketahui mana siswa yang mudah bosan, mudah putus asa, kurang motivasi dan gampang menyerah. Namun demikian, ada juga siswa yang tetap bersemangat dan berusaha memecahkan masalah dengan baik.” demikian Wahyu.

Ni Luh Christina Prapmika Jayanti, Kelas XI SMAN 1 Denpasar


(Kiri ke kanan) Yusuf Amin Yafie,
M. Nazir Akbar, Ni Luh Christina Prapmika
Jayanti, Arreush Ainny Gozali

Titin, panggilan akrabnya, merasa senang bisa mengikuti seleksi ini. Menurutnya, seleksi yang ia ikuti, sangat berguna, melalui ajang ini ia banyak memperoleh pengalaman. Ia juga merasa bangga menjadi calon duta Indonesia yang akan mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia internasional. Awalnya, psikotest dan Toefl yang diujikan dirasakannnya cukup sulit. Namun, ia pantang menyerah dan harus tetap optimis. “Asal berdo’a dan berusaha dengan sungguh-sungguh, semua pasti ada jalan. Kalau lolos saya berharap bisa mengharumkan nama bangsa dan dapat memperbaiki nama Indonesia di mata dunia. Selain itu juga bisa bersaing di kancah internasional. ” Ujar siswa yang juga berprofesi sebagai penyiar radio Casanova, Bali ini. Di samping itu, gadis yang enerjik ini, pada 2006-2008 menjadi duta anak Indonesia di bidang pendidikan. Sekarang ia menjabat sebagai Sekretaris Forum Anak Daerah. Titin juga memiliki segudang prestasi di bidang sosial, seni budaya dan keagamaan. Dalam sesi unjuk kesenian, Titin yang sejak umur 4 tahun sudah belajar tari Bali, membawakan tari oleg tamulilingan dengan gemulai. Bila tidak terpilih tentu saja ia merasa sedih, menurutnya perasaan sedih itu manusiawi. Tapi meski demikian ia akan tetap optimis.

M. Nazir Akbar, Kelas X SMAN 78 Jakarta Barat
Bagi Nazir Akbar, ikut dalam seleksi ini sungguh seru. Ia merasa senang memperoleh teman dari seluruh Indonesia. Selain itu, ia juga bisa menambah wawasan dengan mengetahui adat istiadat dari berbagai daerah di Indonesia. Secara keseluruhan, Nazir mengaku menjalani semua ujian dengan cukup lancar. Pada sesi unjuk kesenian dia menyayikan Lagu bungong jeumpa dari Aceh sambil bermain gitar. Siswa yang aktif di olahraga bola basket dan pandai bermain gitar ini tidak merasa kecewa bila tidak terpilih. Ia menerima dengan lapang dada hasil dari seleksi ini.

Arreush Ainny Gozali, Kelas XI SMAN 1 Bandung
Acara seleksi ini merupakan kesempatan untuk menunjukan dan mengukur kemampuan bakat yang dimilikinya. Di ajang ini ia bisa bertukar budaya. Siswi yang aktif di ekskul sekolahnya dan bercita-cita menjadi sekretaris ini, juga tergabung dalam paduan suara dan vocal group sekolah. Ia mengaku tidak mengalami kendala saat menjalani tes psikologi. Satu hal yang membuatnya tertantang adalah saat mengikuti ujian Toefl. Selebihnya ia merasa nyaman-nyaman saja saat membawakan tari merak. “Kalau lulus saya sangat bersyukur dan ini menjadi misi saya untuk menunjukan pada dunia internasional bahwa budaya Indonesia itu banyak, beragam dan menarik. Saya senang bisa memperkenalkan kebudayaan Indonesia pada negara lain. Seandainya tidak terpilih pun tak masalah, karena ikut seleksi ini saja saya sudah senang. “ katanya gembira.

Yusuf Amin Yafie, Kelas XI SMAN 2 Kota Bengkulu
“Acara ini sangat berkesan dan menarik sekali. Saya bisa bertemu, berkenalan dengan teman-teman baru. Mereka sudah seperti keluarga bagi saya.” Ujar cowok yang lancar berbahasa Inggris ini. Selain itu, Yusuf juga aktif di eskul l debat bahasaI Inggris di sekolahnya. Melalui debat bahasa Inggris, ia kerap menjadi juara. Presiden English Club di sekolahnya, saat ini menjabat sebagai Ketua Osis Sekolah. Lolos atau tidak, itu bukan masalah. Ia merasa senang bisa mengetahui beragam karakteristik dari teman-temannya. “Melalui kegiatan ini, saya berharap bisa memetik pengalaman yang berharga yang bisa diterapkan dalam kehidupan se hari-hari.” Kata siswa yang aktif di kegiatan Risma (Remaja Islam Masjid) di lingkungannya. (Sidik/fanny)






Sumber: Potensi



Bookmark and Share

Klik! Baca selengkapnya ......

World School Debating Championship 2009

0 komentar

Peringkat WSDC Indonesia Naik

Lawan-lawan tangguh yang berhasil dikalahkan Indonesia pada babak penyisihan adalah Belanda, Republik Ceko, dan Turki. Selain tiga kemenangan itu, Indonesia juga berhasil merebut poin juri dari Filipina, Bermuda, dan Qatar. Prestasi Indonesia tahun ini setara dengan Israel yang juga memperoleh tiga kemenangan dan 12 poin juri. Prestasi Indonesia juga lebih baik dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Republik Ceko, Thailand, serta Jepang. Beberapa motion (tema debat) yang dibahas antara lain tentang harta budaya yang harus dikembalikan pada wilayahnya, penggunaan energi nuklir sebagai energi alternatif, sampai tema-tema debat yang sifatnya klasik seperti pelarangan merokok di tempat umum dan masalah tidak diperbolehkannya hukuman fisik bagi anak-anak.

WSDC 2009 diikuti oleh 39 negara, 12 di antaranya masuk dalam kategori ESL (English as a Second Language), dan 10 di antaranya masuk dalam kategori EFL (English as a Foreign Language). Indonesia pada tahun ini masuk dalam kategori EFL bersama dengan Korea, Slovenia, Belanda, Argentina, Lithuania, Republik Ceko, Romania, Jerman, dan Jepang. Dalam kategori EFL, Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-5 dari 10 negara, yaitu di atas Lithuania, Republik Ceko, Romania, Jerman, dan Jepang.

Dalam laporannya usai kepulangan dari Athena, Manajer Tim Indonesia Rivandra Royono mengatakan, prestasi individu anggota tim Indonesia juga cukup membanggakan, karena salah satu pembicara Indonesia, yaitu Adlini Ilma Ghaisany Sjah, berhasil memperoleh prestasi sebagai pembicara terbaik urutan 19 dari kategori pembicara EFL. “Secara keseluruhan, prestasi kita tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun lalu. Terutama dari perolehan peringkat di antara negara-negara kategori EFL, yaitu negara yang tidak memiliki bahasa Inggris sebagai bahasa utama.” Simpul Rivan.

Untuk jangka panjang ke depan Rivan mengharapkan agar eksistensi debat di Indonesia semakin baik dan merata di seluruh daerah, khususnya untuk kalangan remaja. Sudah waktunya anak-anak Indonesia diperkenalkan dan dilatih debat sejak dini. Mayoritas negara-negara yang menang debat dalam WSDC sudah melakukan pembinaan debat sejak kelas 4 SD, seperti Pakistan, New Zealand, dan Singapura. “Ada makna yang lebih penting selain menang dari keikusertaan Indonesia dalam ajang debat, yakni melatih siswa untuk dapat berpikir kritis dan berbicara logis di hadapan publik internasional. Semakin seringnya Indonesia mengikuti WSDC, maka semakin banyak yang menilai bahwa makin pentingnya debat untuk dipelajari di sekolah. Kini di sekolah-sekolah khususnya SMA, sudah mulai banyak terbentuk club-club debat sebagai bagian dari ekstrakurikuler.” Ujar Rivan.

Di samping itu Rivan menambahkan, keberadaan Indonesia dalam forum WSDC sudah mulai diperhitungkan dalam hal isu-isu penting. Terlebih lagi usai terpilihnya salah satu juri Indonesia Sheria Ayuandini sebagai anggota eksekutif tim juri WSDC. Selain itu dapat juga dilihat dari keberpihakan juri terhadap Indonesia dalam hal judges score (nilai juri). Minimal satu juri selalu berpihak pada Indonesia dalam setiap ronde yang diikuti. Hal-hal tersebut menjadi dampak yang positif untuk perkembangan debat Indonesia ke depan. “Bahkan ketika Indonesia menang melawan Amerika Serikat, salah seorang juri asal Singapura mengatakan tim Indonesia secara performance debat dapat disejajarkan dengan Amerika, bahkan Indonesia terlihat lebih matang. Tim juri menilai, kasus-kasus yang dipersiapkan Indonesia cukup kuat, hanya bahasa saja yang harus semakin diperjelas improvisasinya,” cerita Rivan mengakhiri wawancara. (rinda)

Liputan Potensi

Sumber: Potensi

Bookmark and Share

Klik! Baca selengkapnya ......
 

Copyright 2009 All Rights Reserved KABAR KEGIATAN KESISWAAN.